BLUE GREEN ECONOMY (BGE) MENGAJAK MANUSIA KEMBALI PADA ESENSINYA SEBAGAI KHALIFAH; KKN-PAR STAMIDIYA 03 DESA BARUNGGAGAH TAMBELANGAN SAMPANG

Berdasarkan spesifikasinya sampah dibagi menjadi dua ada yang tergolong sampah organik yaitu sampah yang berasal dari organisme hidup seperti sisa metabolisme mahluk hidup dan tumbuhan, sedangkan yang kedua sampah non-organik yaitu sampah sisa organisme hidup namun ada campur tangan manusia, seperti, limbah plastik, botol plastik, pembungkus makanan dan lain sebagainya,

Sampah organik mudah terurai oleh alam (busuk) sedangkan sampah non-organik membutuhkan waktu yang lama untuk terurai dengan alam.

Darurat sampah sudah barada disetiap daerah yang ditempati oleh manusia yang berkonsekuensi buruk terhadap lingkungan dan manusia nya itu sendiri, manusia modern kebanyakan lalai dengan tugasnya sebagai Kholifah dimuka bumi, dimana manusia dijadikan wakil Tuhan untuk mengatur dan menjaga keseimbangan alam baik di darat, lautan dan udara namun realitanya manusia mengekploitasi kekayaan alam secara brutal untuk memenuhi hasrat duniawinya dan melakukan aktifitas yang tidak memperhatikan dampak ekologisnya.

Tanah yang didalamnya terdapat sampah non-organik yang belum terurai oleh tanah akan mengurangi intensitas kesuburan tanah itu sendiri konsekuensi serupa apabila menggunakan pupuk kimia secara masif walaupun lebih instan dan mudah di aplikasikan namun pupuk kimia mengandung berbagai zat kimia yang dapat membunuh zat hara dan berdampak negatif terhadap kesehatan.

Kejadian yang sangat ironi terhadap ekosistem laut di daerah dekat Suramadu ditemukan ikan hiu mati mengenaskan setelah di teliti oleh tim penelitian UNAIR Surabaya ternyata didalam perut ikan tersebut ditemukan sampah yang menyebabkan ikan hiu tersebut keracunan dan akhirnya mati.

Hal itu tidak lain daripada kecerobohan manusia yang menganggap remeh hal kecil yang dikemudian hari berdampak sangat buruk terhadap keberlangsungan mahkluk hidup dimuka bumi ini.

Maka sudah seharusnya manusia menyadari akan esensinya sebagai Khalifah yang menjaga keseimbangan alam dengan tidak mengekploitasi kekayaan alam secara brutal serta tidak melakukan aktivitas yang berdampak buruk terhadap lingkungan yang secara tidak langsung mengancam masa depan mahkluk biotis dimuka bumi ini, maka Blue Green Economy BGE hadir dengan konsep mengajak manusia untuk kembali pada esensinya sebagai kholifah pengatur dan penjaga alam, sebab semua kerusakan dimuka bumi ini adalah berkat ulah manusianya itu sendiri senada dengan apa yang di firmankan oleh Allah SWT dalam QS-rum ayat 41 yaitu :

ظهر الفساد في البر والبحر بما كسبت ايدى الناس

Artinya :

Telah tampak kerusakan didarat dan dilautan yang disebabkan oleh ulah tangan manusia.

Dalam ayat tersebut diterangkan bahwa telah terjadi al-fasad di daratan dan lautan. Al-Fasad adalah segala bentuk pelanggaran atas sistem atau hukum yang dibuat Allah, yang diterjemahkan dengan "perusakan". Perusakan itu bisa berupa pencemaran alam sehingga tidak layak lagi didiami, atau bahkan penghancuran alam sehingga tidak bisa lagi dimanfaatkan. Di daratan, misalnya, hancurnya flora dan fauna, dan di laut seperti rusaknya biota laut. Juga termasuk al-fasad adalah perampokan, perompakan, pembunuhan, pemberontakan, dan sebagainya. Perusakan itu terjadi akibat prilaku manusia, misalnya eksploitasi alam yang berlebihan, peperangan, percobaan senjata, dan sebagainya. Prilaku itu tidak mungkin dilakukan orang yang beriman dengan keimanan yang sesungguhnya karena ia tahu bahwa semua perbuatannya akan dipertanggungjawabkan nanti di depan Allah. 


Penulis; Rizalul Anam

Editor: Hasan

Tim IT: Jatim, Hamdan, Siti Qomariyah

Posting Komentar

0 Komentar